Ketua Umum Pusamania Tommy Ermanto Pasemah mendukung upaya reformasi total di tubuh PSSI yang saat ini digerakkan Kelompok Reformis Sepak Bola yang salah satu motornya adalah Yunus Nusi. Pusamania, ujar Tommy, mendukung upaya Yunus dan pemegang suara lainnya untuk mereformasi PSSI.
Dari awal Pusamania solid mendukung reformasi di tubuh PSSI secara total.
Tommy juga menjelaskan, kapasitas Yunus yang lantang bersuara pada Kongres PSSI 20 Mei lalu di Hotel Sultan, Jakarta, sebagai perwakilan Persisam Putra. Yunus merupakan Direktur Bisnis di Persisam Putra.
“Kapasitas Yunus itu sebagai wakil dari Persisam Putra, dalam hal ini sebagai Direktur Bisnis Persisam. Apa yang disuarakan Yunus tentu saja mewakili klub, bukan masyarakat Kaltim,” ungkap Tommy kepada wartawan dalam konferensi pers di Stadion Segiri siang kemarin.
Tommy mengatakan, upaya reformasi yang saat ini digerakkan Yunus dan pemegang suara lainnya dilakukan untuk menyelamatkan sepak bola khususnya Persisam Putra. Kelompok reformis yang mendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro memiliki alasan jelas mendukung kedua tokoh tersebut.
Dijelaskannya, George dan Arifin pada 2012 mendatang menjamin klub profesional di Indonesia akan tetap berjalan meski tanpa APBD. “Kami mendukung George dan Arifin Panigoro karena kedua orang ini memiliki konsep yang jelas untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia,” terangnya.
Hal yang sama juga diutarakan Sekretaris Umum (Sekum) Pengcab PSSI Samarinda Normansyah Alus. Kapasitas Yunus yang berbicara saat Kongres tidak mewakili masyarakat Kaltim tapi atas nama klub. Alus juga mengatakan, apa yang diperjuangkan mayoritas pemilik suara merupakan bagian dari reformasi di tubuh PSSI.
“Perlu digaris bawahi, Yunus berbicara di kongres untuk mewakili Persisam, bukan masyarakat Kaltim,” terang Alus.
Alus juga menilai rencana salah satu LSM di Samarinda yang akan menggugat Kelompok-78 (K-78) salah alamat. Menurutnya K-78 bukan institusi. “Yang mau digugat itu siapa? Mereka itu kan hanya sekelompok pemilik suara lalu muncul sebutan Kelompok 78,” ungkapnya.
Alus menambahkan, K-78 saat kongres hanya meminta agar Komite Banding diberi kesempatan untuk melakukan presentasi di forum. Namun Ketua Komite Normalisasi (KN) Agum Gumelar justru menutup jalannya sidang. “Sesuatu yang wajar jika kelompok tersebut meminta agar Komite Banding melakukan presentasi. Tetapi kalau akhirnya ditolak, ini ada apa,” ungkapnya.
Alus juga setuju dengan pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menegaskan jangan melulu mengaitkan dengan FIFA. “Kenapa takut dengan sanksi FIFA? Tak ada pelanggaran statuta FIFA di situ, jadi Indonesia tak akan disanksi,” tukasnya. (nin)

MAJULAH SEPAKBOLA INDONESIA