Pusamania Komitmen Reformasi PSSI
Pusamania yang di pandang sebagai suporter terbesar di daratan Pulau Kalimantan dari awal hingga saat ini memang telah dikenal sebagai suporter yang berkomitmen dalam pergerakan reformasi.

Pusamania inginkan Persisam tetap eksis, begitupun sebaliknya. Demi hal ini, Persisam dan Pusamania sepakat satu suara mendukung revolusi PSSI.
Jauh sebelum PSSI rezim Nurdin Halid lengser di Pekanbaru, Pusamania sudah mengutarakan pandangannya untuk mereformasi total PSSI saat itu. Dan kini, komitmen Pusamania dalam mereformasi total kembali mereka perlihatkan dengan menentang keras upaya kroni-kroni Nurdin, yang maju sebagai calon di Kongres Jakarta lalu.
“Kami menilai ada sosok New Nurdin di antara calon ketua PSSI dalam komgres di Jakarta beberapa waktu lalu, hal itu lebih terlihat jelas karena saat Nurdin bersaing sama GT di Pekanbaru kemana mereka?,” ungkap Fauzan, Sekjen Pusamania.
Mencium gelagat sepak bola Indonesia akan kembali sama seperti era Nurdin Halid, Pusamania pun tak surut untuk menentang serta mengalakkan reformasi di tubuh PSSI.
“Yang kami ketahui banyak fakta kejanggalan dalam Kongres di Jakarta lalu. Diawali penjegalan salahsatu pasangan dan pengiringan opini publik yang dilakukan media kontra reformasi terhadap hasil Kongres membuat kami prihatin,” tambahnya.
Ditanya mengenai sikap Pusamania dalam melihat polemik di Kongres Jakarta lalu, Fauzan sebagai Sekjen mengaku sudah membahas hal ini bersama korwil Pusamania, termasuk didalamnya ketua Pusamania, Tommy Ermanto Pasemah.
Dalam hal ini, Pusamania tetap komitmen tinggi memberantas New Nurdin kembali masuk ke ranah sepakbola Indonesia. “Dari awal kita sudah menyatakan sikap bahwa Nurdin Halid adalah penjahat sepakbola, saat ini yang kami baca kubu Nurdin masih terus bergerilya untuk mempertahankan kekuasaannya, hingga akhirnya segala cara mereka lakukan meski dengan cara kotor dan itu tidak boleh dibiarkan, contohnya dengan cara menaruh orang baru dari orang-orang mereka, ” jelasnya. (BUKTI: bisa dilihat disini)
Ditanya lebih jauh mengenai sikap Pusamania, tentang kelompok reformis atau lebih dikenal dengan sebutan Kelompok 78 (K78), Fauzan secara tegas menjelaskan Pusamania mendukung pergerakan kelompok reformis. “Karena hingga detik ini, hanya merekalah orang-orang yang bisa menjegal kubu yang bertentangan dengan pergerakan reformasi ditubuh PSSI,” katanya.
Lebih spesifik, Sikap keukeh kelompok reformis dalam mempertahankan pasangan GT-AP sebagai calon ketua dan wakil ketua PSSI Periode 2011-2015 juga di dukung Pusamania.
Pasalnya selain memperjuangkan sepak bola Indonesia, kelompok reformis dianggap bergerak mewakili suara daerah mereka masing-masing agar kebodohan yang terjadi era PSSI Nurdin Halid tak terulang. “Mereka itu orang-orang yang mengetahui daerah mereka masing-masing, jadi tidak mungkin mereka mengorbankan daerah mereka untuk kepentingan kelompok, sayang hal ini dimanfaatkan beberapa pihak untuk menyerang mereka dan mengubah cara pandang masyarakat dengan sanksi yang seakan didramatisir bahwa Indonesia akan dihukum berat seumur hidup,” ujar Fauzan.
Menanggapi sikap petinggi Persisam yang tercatat sebagai kelompok reformis, menurut Fauzan, Pusamania menilai itu adalah sebuah kebanggaan. “Apa yang dilakukan Yunus Nusi bersama GM Persisam disana sangat kami apresiasi, karena selain berkomitmen tinggi mereformasi PSSI, mereka juga membawa kepentingan yang jauh lebih besar untuk Persisam dan Indonesia pada umumnya,” ujarnya. (Baca disini, Alasan Persisam Bergabung Dengan Kelompok Reformis)
Tanpa mengurangi rasa hormat dengan calon pasangan PSSI saat ini, Pusamania sendiri menilai GT-AP adalah sosok yang paling tepat memimpin sepak bola tanah air. “Program yang mereka usung sangat masuk akal, dari pembibitan hingga industrialisasi sepak bola adalah jaminan untuk melihat kompetisi yang sehat, bukannya itu awal untuk membangun negara yang berprestasi di bidang sepak bola?,” ucap Fauzan sembari bertanya.
Adapun 3 alasan Pusamania mendukung pergerakan kelompok reformis adalah, pertama penjegalan yang dilakukan kubu kontra kelompok reformis terhadap pasangan yang di usung hingga saat ini tidak bisa dibuktikan dengan bukti yang kuat. Oleh sebab itu, Pusamania menilai GT-AP adalah orang yang bersih dan putra terbaik bangsa. Kedua, Pusamania dari awal sudah berkomitmen untuk mengawal serta mendukung pergerakan reformasi dan yang ketiga, hanya GT-AP yang siap membawa sepak bola ke arah yang lebih baik. Termasuk kompetisi tanpa APBD.
“Mereka siap menyongsong sepak bola tanpa APBD, bukan hanya sekedar omongan tapi sudah dibuktikan, jadi masa depan sepak bola kedepannya khususnya Persisam akan lebih baik, toh tujuan kita untuk melihat Persisam eksis kan?,” jelas Fauzan.
Apalagi prestasi sepakbola Indonesia pasti diawali dari pembinaan di daerah dan mayoritas pemilik suara yang tergabung dalam kelompok reformis atau yang disebut k78 itu jelas memperjuangkan pembinaan sepakbola daerah mereka masing-masing, karena prestasi bangsa tidak bisa dilepaskan dari pembinaan di daerah-daerah.
“Terakhir saya ingin mengatakan jangan mudah ditakut-takuti dengan sanksi FIFA, karena jikapun di sanksi itu sifatnya bukan hukuman tapi untuk melakukan perbaikkan, dan jikapun di sanksi, seharusnya PSSI jaman Nurdin sudah disanksi FIFA karena jelas melakukan pemalsuan statuta. Apalagi saat ini, GT-AP yang diperjuangkan kelompok reformis sangat menghargai statuta, jadi berita-berita mengenai sanksi itu tak lebihnya menakuti kita. Lebih bijak lagi jangan hanya melihat dari satu sisi tapi langsung beropini, alangkah baiknya bertanya dengan teman-teman yang sudah memahami. Jika masih gamang, silahkan jalan-jalan ke Mabes Pusamania untuk mengetahui alasan mengapa Pusamania & Persisam pro reformasi,” pungkasnya. (abe/pc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar