Kongres PSSI di Riau, Persisam Unjuk Taring
Kericuhan mewarnai Kongres PSSI yang digelar di Hotel Premiere, Pekanbaru, Riau, Sabtu (26/3) malam. Puluhan pengurus daerah PSSI yang sebelumnya mendapat mandat dan undangan, secara mengejutkan tidak mendapat ID peserta Kongres, untuk memasuki ruang sidang. Aksi memaksa masuk ke ruang sidang yang berada di lantai 3 pun tak terelakan.
Suasana Kongres PSSI di Hotel Premiere Pekanbaru.
Aksi itu sendiri sempat ditahan panitia kongres ditemani beberapa anggota Brimob yang berjaga. Setelah sempat terlibat aksi dorong yang dipimpin Tommy Ermanto (Pusamania) dan John Banua (Persiwa Wamena), duet Tommy dan John Banua mampu membawa para anggota peserta masuk keruang sidang. Meski sebelumnya, mendobrak secara paksa pintu ruang sidang.
Tak ayal, masuknya puluhan pemilik hak suara yang dibatalkan PSSI menambah riuh ruangan sidang. Aksi orasi-orasi singkat dari sebagian orang yang mengaku mempunyai hak suara namun di batalkan PSSI dengan alasan yang tak jelas.
“Ya benar, saya bersama John Banua menjadi pemimpin mendobrak pintu ruangan kongres, kami benar-benar dibuat kecewa dengan sistem yang PSSI lakukan di pemilihan ini, mereka sangat tidak transparan, ada suara yang hilang dan yang anehnya banyak kejangalan di kongres ini, makanya kami berinisiatif mengambil alih kongres ini, apalagi secara hukum hak suara kami adalah mayoritas,” ujar Tommy.
Di dalam ruangan, segerombolan orang yang menginginkan revolusi ditubuh PSSI itu langsung menguasai jalannya Kongres. Meski secara bersamaan, ditempat terpisah, PSSI mengelar pressconfrence dihadapan para wartawan sekaligus penjelasan bahwa Kongres batal digelar dengan alasan keamanan. Kongres tetap dijalankan 78 peserta yang memiliki suara.
Merasa keselamatannya terganggu, kubu PSSI pun langsung kabur dan memulangkan Sekjen AFC Alex Soosay, Legal Departemen AFC Lazarus, serta anggota Komite Asosiasi FIFA, Van Hattum dan Jay Singh. Sebelumnya mereka mengklaim sudah melakukan rapat di Ruang VIP Bandara Sultan Syarif Kasim II sekitar pukul 20.15 WIB, rapat ini memutuskan kongres batal digelar hingga waktu yang belum ditentukan.
Kembali ke Hotel Priemere Pekanbaru, setelah melewati kekisruhan, sidang akhirnya dibuka sekitar pukul 21.30 WIB atau molor dua jam dari jadwal yang ditentukan sebelumnya yaitu 19.30 WIB.
78 peserta dari 100 suara peserta dapat menggelar kongres tanpa dibuka Ketua Umum Nurdin Halid dan Sekretarisnya, Nugraha Besoes, serta pengurus lainnya.
Sidang yang dipimpin Yunus Nusi (Direktur Bisnis Persisam) sebagai moderator sidang dan Usman Fakaubun (PSSI Papua) selaku pimpinan sidang menghasilkan keputusan memilih 12 anggota Exco, yang terdiri dari 7 orang Komite Pemilihan dan 5 orang Komite Banding serta anggota pengganti dan cadangan.
GM Persisam, yang juga bapak sepak bola Kaltim terpilih sebagai Ketua Komite Pemilihan dan Wisnu Wardhana sebagai wakil. Sementara itu nama Ahmad Riyadh (Ketua) dan Umuh Muchtar (Wakil) dipercaya bertanggung jawab dalam Komite Banding.
Saat ditanya PusamCyber mengenai suara lantang Persisam di Kongres PSSI ini, Tommy Ermanto Pasemah yang juga ketua Pusamania menjelaskan dari awal komitmen Persisam adalah revolusi sistem di PSSI. “Dan saat inilah waktu tepat kami unjuk taring, karena disinilah penentunya, kami diam sebelum kongres bukan karena kami takut, bukan kami pro tapi kami berpikir cara bagaimana langkah real dalam menjungkalkan kemunafikkan sistem di PSSI saat ini,” ujarnya.
Sementara itu, GM Persisam, Harbiansyah Hanafiah, mengaku akan tegas menolak pencalonan Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI mendatang. Apalagi, jauh sebelum kongres digelar, tim perumus menemukan “keanegana” statuta FIFA yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia versi PSSI. “Banyak yang dirubah, dan dipelintir,” kata Tommy.
Achmad Amins (Ketua PSSI Kaltim) juga tak menjadi orang sentral yang membuka kebobrokan PSSI pimpinan Nurdin secara terang-terangan kepada peserta kongres. Dan setelah mendalami statuta FIFA, tim penerjemah yang didalamnya terdapat Erwin D Budiawan (Direktur Operasional Persisam) menemukan banyak pemalsuan yang dilakukan PSSI. “Ini aturan FIFA, Nurdin tak bisa ikut lagi,” ujar H Harbiansyah Hanafiah tegas.
Disisi lain, disandur PusamCyber dari Goal Indonesia, Komite Olahraga Indonesia optimis hasil kongres di Pekanbaru tetap sah dimata FIFA.“Saya optimis kongres ini bakal diterima FIFA. Kalau saya tidak yakin, mana mungkin saya ada di sini. Saya punya akses dengan FIFA karena sama-sama berada di bawah wadah IOC (Komite Olimpiade Internasional),” ujar ketua komisi bidang olahraga dan hukum KOI Timbul Thomas Lubis. (abe/*)
- Hasil Kongres:
- Komite Pemilihan:
- Harbiansyah Hanafiah (Ketua)
- Wisnu Wardhana (Wakil Ketua)
- Hadiyandra (Sekretaris)
- Dirk Saloanit
- Mohammad Yasin
- Usman Fakaubun
- Erizal Anwar
- Anggota cadangan Komite Pemilihan:
- Agus Santoso
- Sukawi Sutarip
- Lamber Tukan
- Komite Banding:
- Ahmad Riyadh (Ketua)
- Umuh Muchtar (Wakil Ketua)
- Rio Dinamore (anggota)
- Anggota pengganti Komite Banding:
- Dr. Muhdar
- Abdullah Palla
Tidak ada komentar:
Posting Komentar